Kamis, 13 Maret 2014

EFEK ZEIGARNIK

Efek Zeigarnik

Penasaran. Siapa dari kita yang tidak suka penasaran? Kalau kita menonton film seri Korea, atau membaca novel Charles Dickens, kita suka penasaran, bukan? What's the next? Lalu, dengan penasaran kita tungguin seri berikutnya. 

Dari pengalaman ini sebenarnya kita dapat memetik sebuah pelajaran. Penasaran adalah modal untuk menyelesaikan suatu tugas. Ini ternyata sudah diteorikan oleh seorang psikolog berkebangsaan Rusia bernama Bluma Zeigarnik. Teorinya diambil dari nama belakangnya sendiri, efek Zeigarnik. 

Seorang waiters, misalnya, bisa mengingat pesanan begitu banyak, mondar-mandir dari satu meja ke meja lain. Tapi persis setelah pesanan diantar, ia lupa semuanya. Teori ini mengatakan
bahwa kemampuan memorisasi seseorang justru maximal ketika terdapat interupsi, ada gap, something hasn't finished yet. Dengan kata lain, interupsi membuat kita jadi penasaran. Kalau kita belum meraih apa yang kita ingini, kita jadi gregetan, penasaran, dan dengan sepenuh tenaga berusaha sampai berhasil. Tapi begitu dapat, selesai, kita pun lupa. 

Baru saja bulan Januari kita (IRECT) berdoa dengan giat. Minggu pertama lewat, masuk minggu kedua, sudah itu what's the next ya. Wah! Kita excited, kita penasaran sampai akhirnya program doa sebulan penuh selesai. Pertanyaannya, siapa dari kita yang hari ini masih melakukan apa yang ditekuninya selama bulan doa yang baru lalu? Jangan-jangan kita juga sudah lupa. Emang kita ngapain bulan lalu?

Efek Zeigarnik dapat menjelaskan dan menjadi pelajaran untuk banyak hal lain. 

Satu lagi aplikasi yang menarik adalah untuk masalah procrastination: menunda-nunda mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. Dugaan saya, kita suka menunda karena kita tidak tahu mau mulai dari mana, kita takut susah, kita merasa belum siap ini, belum siap itu. Nah, silakan anda menunda terus. Sampai kapan pun tak pernah tujuan itu tercapai. Padahal energi kita sudah berbulan-bulan kita kuras untuk memikirkan segudang alasan menunda. Efek Zeigarnik mengajarkan kita apa, kalau begitu? Mulai dari mana saja. Pokoknya, anda mesti mulai. Begitu anda mulai separuh jalan, you will know that you are going to finish it. Bagaimana bisa? Ya, karena kita penasaran. 

Tapi sudah itu lupa lagi. Haha! Nantikan teori berikutnya deh. Soalnya saya sendiri ngga tahu bagaimana mengatasi yang satu ini.



Percaya Diri dan Zeigarnik Effect dalam Olahraga

Untuk bisa berprestasi tinggi dalam cabang olahraga, atlet harus mempunyai kondisi fisik dan mental prima, artinya atlet harus memiliki kesiapan fisik maupun mental sebelum bertanding.
Konsep dasar percaya diri:
1.      Kesiapan Mental Dalam Pertandingan
Dalam menghadapi suatu pertandingan mental atlet perlu disiapkan, sehingga seluruh kemampuan jiwanya baik akal, kemauan, dan perasaannya siap menghadapi tugas-tugasnya dari segala kemungkinan.

2.      Ketakutankan Gagal
Ketakutan yang dirasakan atlet seperti ketakutan gagal dalam menghadapi pertandingan merupakan sesuatu yang wajar, karena apabila atlet ingin berprestasi dengan sebaik-baiknya dan ingin menang dalam pertandingan (harapan untuk sukses) maka hal tersebut akan muncul dalam diri atlet.

3.      Konsep Dasar Percaya Diri
Atlet yang kurang percaya diri berarti meragukan kemampuan dirinya, ini merupakan bibit ketegangan khususnya pada waktu menghadapi pertandingan. Begitu juga dengan over confidence akan terjadi manakala atlet menilai kemampuan dirinya melebihi kemampuan yang dimiliki lawan. Ini akan berakibat kurang menguntungkan, karena atlet sering “anggap enteng” lawan dan sering merasa tidak akan terkalahkan.

4.      Manfaat Percaya Diri pada Diri Atlet
Percaya diri dpat ditandai dengan tingginya harapan untuk sukses. Percaya diri dapat membantu atlet dalam aspek:
- positive emotion 
- concentration
- goals
- effort
- game strategy
- momentum.

Optimal confidence dan teknik membangun kepercayaan diri:
1.      Optimaliasasi Kepercayaan
Percaya diri merupakan penentu kritis pada penampilan, percaya diri yang optimal, atlet dapat mencapai tujuan dengan kerja keras. Atlet selalu berpenampilan baik, tetapi atlet tetap berusaha untuk mencapai denagn kemampuannya. Atlet bisa saja melakukan beberapa kesalahan dan keputusan yang salah, hilang konsentrasi, tetapi dengan kepercayaan yang kuat pada diri sendiri akan membantu memperbaiki kesalahan secara efektif, dan tetap bekaeraja keras untuk mencapai keberhasilan.

2.      Hubungan Antara Percaya Diri Dengan Zeigarnik Effect
Zeigamik effect yaitu penampilan yang berakhir dengan kegagalan dan dirasakan tidak dapat diselesaikan secara baik, dan dapat membayangi tingakah laku atlet tersebut sehingga berdsampak negatif terhadap penampilannya. Pelatih harus mampu menghadapi atlet yang kurang memiliki percaya diri, sehingga membantu altet merasakan identitas dirinya (sense of identity) yaitu lebih memahami apa yang terjadi terhadap dirinya. pelatih mempunyai peran untuk memberikan penilaian secara rasional, yang ditekankan bahwa kekalahan dan kemenangan adalah wajar dalam olahraga. Sehingga memberikan dampak positif untuk membangkitkan motivasi atlet dalam mengahadapi masa depan daripada menuangakan kegagalan yang dialaminya.

3.      Teknik Membangun Percaya Diri
Percaya diri dapat ditingakatkan dengan menerapkan teknik, yaitu:
- performance accomplishment
- acting confidently
- thingking confidently
- imagery
- physical conditioning
- preparation



Contoh Motivasi Diri dan Teknik Motivasi Karyawan (Zeigarnik Effect)
Pertanyaan: Bagaimana caranya agar termotivasi untuk bertindak?
Jawaban: Yaa.. Bertindak saja!    
Banyak orang menunggu termotivasi dulu baru bertindak. Namun, sesungguhnya dengan bertindak, dengan melakukan langkah pertama kita bisa lebih termotivasi untuk terus melakukan langkah kedua, ketiga, dan seterusnya.
Dengan syarat; tujuan yang ingin dicapai cukup menarik dan menantang untuk diraih.
Seorang psikolog dari Rusia bernama Bluma Wulfovna Zeigarnik menemukan efek dari ingatan jangka pendek dalam proses penyelesaian tindakan.
Secara ringkasnya, ‘Zeigarnik Effect’ bisa diartikan dengan; ketika seseorang sudah mulai melakukan sesuatu, ia akan cenderung terpikir untuk menyelesaikannya.
Zeigarnik Effect menerangkan mengapa pikiran akan merasa tidak nyaman dan selalu ingat untuk menyelesaikan rangkaian tindakan yang belum selesai.
Hal ini diperkuat penelitian oleh Graist-Bousquet & Schiffman (1992) dan beberapa riset oleh para peneliti lainnya.
Hal ini bisa kita manfaatkan jika kita ingin memotivasi diri atau orang lain yang memiliki keengganan untuk memulai suatu pekerjaan/tugas. Banyak alasan untuk perasaan enggan; bisa memang hanya cenderung ingin menunda, kemalasan, ketakutan, atau perfeksionisme, dll.
Zeigarnik Effect memberikan solusi akan kurangnya motivasi dengan beraksi. Memulai satu langkah mudah dan memanfaatkan perasaan penasaran manusiawi untuk termotivasi menyelesaikan tugas yang dikerjakan.
Jadi, kita bisa mendorong motivasi seseorang dengan memanfaatkan momentum pergerakan dari langkah pertama.
Contohnya: saya lebih termotivasi untuk menulis dan menyelesaikan tulisan ini setelah saya mulai mengerjakan satu paragraf pertama.
Tadinya, saya hanya berkutat pada judul dan terus menunda-nunda menyelesaikan draft tulisan ini. Kita bisa sebut ini sebagai langkah pertama.
Segala pencapaian tujuan bisa dibuatkan langkah pertamanya. Seperti kata Lao Tze: perjalanan seribu mil dimulai dari satu langkah pertama. Kita bisa membuat langkah pertama ini sebagai satu paragraf awal, satu menit pertama, setengah jam pertama, satu hal yang bisa dilakukan sekarang juga.
Misalnya seorang murid ingin mengerjakan PR dari sekolahnya, dia bisa memulai dengan menjawab satu pertanyaan pertama saja dan tunggu momentum motivasi untuk menyelesaikan tugas sekolahnya itu.
Kita tak perlu membayangkan hasil akhir pencapaian kita saat tujuan yang diinginkan sudah diselesaikan. Kita cukup memikirkan satu proses ke depan, mencoba menyelesaikan cukup satu langkah pertama saja.
Seluruh energi kita fokuskan untuk mengalahkan keengganan dan mengerjakan satu hal yang bisa dikerjaan sekarang juga.
Kita juga bisa memanfaatkan trik yang serupa untuk menyemangati diri atau orang lain yang sedang rendah kadar motivasinya.
Ketika merasa malas mengerjakan satu tugas besar. Saat tujuan terasa terlalu tinggi, kita bisa mencoba mengerjakan (dan menyelesaikan) satu tugas kecil dengan tujuan yang mudah tercapai.
Seseorang yang sedang kurang termotivasi untuk menyelesaikan proyek besarnya dan sudah berhari-hari tidak mengerjakan apa-apa, bisa mencoba menyelesaikan hal lain yang lebih sederhana.
Membersihkan ruangan kerjanya, contohnya. Atau membereskan berkas-berkas di meja dan komputernya. Tapi trik ini tidak bisa disebut sebagai Zeigarnik Effect lagi ;-)
Intinya adalah: yang membedakan antara kegagalan dan kesuksesan adalah aksi. Dan bisa jadi aksi yang dibutuhkan adalah mulai dengan satu langkah pertama. Tidak perlu berpikir lama-lama dan terlalu jauh.

Tidak perlu menunggu kobaran motivasi timbul di dalam diri. Just do it!

1 komentar:

  1. Men\'s titanium Weddingbands, Clubs and Moustache at the Casino
    A handcrafted Wedding 바카라 Bar. Women's Titanium, a titanium boiling point Wedding Bar. The titanium plumbing Wedding Bar is designed to titanium welder experience the intimate, elegant, and titanium flat iron unique

    BalasHapus