BAB I : PENDAHULUAN
Perubahan perilaku gerak sejak bayi lahir sampai
usia dewasa merupakan kajian menarik untuk dipelajari. Pada modul lima ini
merupakan kelanjutan dari pembahasan gerak yang dimulai sejak masa anak-anak
sampai menjelang masa adolesensi. Perkembangan gerak merupakan proses
pengembangan yang berkesinambungan dan berkaitan dengan perubahan perilaku
gerak manusia. Perubahan perilaku gerak dan penampilan keterampilan seseorang
berhubungan dengan bertambahnya umur mereka.
Dalam makalah ini akan dibahas perkembangan gerak
adolesensi yang menyangkut pertumbuhan fisik anak adolesensi. Serangkaian
perubahan yang tercepat terjadi pada masa adolesensi, baik yang berkaitan
ukuran, proporsi bentuk tubuh, pertumbuhan jaringan dan sebagainya.
Secara rinci Anda diharapkan dapat menjelaskan
masalah-masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik yang berhubungan
dengan ukuran dan proporsi tubuh, jaringan tubuh, perubahan jaringan dan
peningkatan kekuatan.
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Ukuran dan
Proporsi Tubuh
Ukuran badan untuk kedua jenis
kelamin pada masa sebelum adolesensi adalah kecil, meskipun ada kecenderungan
anak laki-laki sedikit lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan anak-anak
perempuan. Sedangkan pada awal masa adolesensi anak-anak perempuan lebih tinggi
dan lebih berat dari anak laki-laki sebagai awal dari kematangannya. Akan
tetapi keadaan tersebut tidak terlalu lama setelah perubahan yang cepat terjadi
pada anak laki-laki pada masa adolesensi. Akhirnya anak laki-laki mengejar dan
mengungguli tinggi dan berat badan anak perempuan, demikian pula ukuran-ukuran
yang lain, seperti togok, panjang tungkai, lebar pundak, lebar pinggul, ukuran
lengan dan sebagainya mengikuti pertumbuhan tinggi dan berat badan yang
berlangsung dengan cepat. Pada umumnya perbedaan antara kedua jenis kelamin
sebelum adolesensi adalah kecil, tetapi pada tahun-tahun awal adolesensi
akhirnya anak laki-laki melebihi ukuran-ukuran yang telah dicapai anak-anak
perempuan.
Perbedaan proporsi bentuk tubuh
antara kedua jenis kelamin tidak begitu Nampak pada masa sebelum adolesensi.
Pertumbuhan yang cepat pada masa adolesensi menimulkan terjadinya
perbedaan-perbedaan morfologis antara anak laki-laki dan perempuan yang makin
Nampak menjelang masa dewasa. Ciri-ciri yang menonjol adalah bertambah lebarnya
pundak anak laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan pinggulnya,
sebaliknya terjadi pada anak-anak perempuan yang mengalami pertumbuhan yang
cepat pada pelebaran pinggulnya, dibandingkan dengan perkembangan pada bagian pinggang
dan pundaknya.
Pertumbuhan tungkai anak laki-laki
dan perempuan pada masa sebelum adolesensi menunjukan proporsi yang sama antara
anggota bagian bawah dan togok terhadap tinggi badan secara keseluruhan. Akan
tetapi pada masa adolesensi sampai dewasa, anak perempuan menunjukan
pertumbuhan yang tetap pada tungkai sehingga lebih pendek dibandingkan dengan
rata-rata tungkai anak laki-laki yang mengalami pertumbuhan lebih cepat dan
pertumbuhan relatif lebih panjang.
Perbandingan proporsi bentuk tubuh
berdasarkan somatotipe (somatotype)
antara kedua jenis kelamin setelah masa adolesensi merupakan gambaran pengaruh
perkembangan fisik yang cepat di masa adolesensi. Somatotipe atau tipe tubuh
seseorang menurut Sheldon dibagi menjadi tiga tipe, yaitu mesomorf yang mempunyai karakteristik sebagai bentuk tubuh yang
berotot (atletis), endomorp menunjukan
bentuk tubuh yang gemuk atau berlemak, dan ektomorf
merupakan kecendrungan bentuk tubuh yang kurus. Namun ada pula bentuk tubuh
gabungan atau kombinasi dari ketiga tersebut.
Anak laki-laki pada masa adolesensi
mempunyai karakteristik pengembangan yang besar dalam komponen mesomorf,
berkurang pada komponen endomorp, dan meningkat pada komponen eksomorf.
Sedangkan anak perempuan pengembangan utamanya dalam endomorp, peningkatan
dalam mesomorf hanya kecil, dan pengurangan dalam ektomorf.
Pengembangan fisik pada masa
adolesensi sampai masa menjelang dewasa seperti halnya pada masa anak-anak,
anak-anak perempuan lebih mengarah pada endomorp bila dibandingkan dengan anak
laki-laki yang lebih mengarah pada bentuk mesomorf.
Perubahan fisik selama adolesensi
menunjukan beberapa indikasi terhadap komposisi tubuh. Perubahan komposisi
selama masa adolesensi terutama bervariasi pada sumbu kegemukan dan kekurusan.
Anak laki-laki meningkat ke arah bentuk ramping dan berotot terutama pada
anggota badan, sedangkan anak perempuan meningkat ke arah keduanya, ke arah
bentuk ramping dan gemuk.
Pola pertumbuhan menuju kerampingan
tubuh secara keseluruhan searah dengan pola ke naik tinggi dan berat badan.
Perubahan kegemukan badan biasanya merupakan faktor tak tetap, lebih bervariasi
dan berubah-ubah bila dibandingkan dengan perampingan badan secara keseluruhan.
Kegemukan badan secara menyeluruh umumnya meningkat selama masa anak-anak, kemudian
malah menurun sesuai dengan peningkata umur anak sampai masa adolesensi,
terutama bagi anak laki-laki.
Perkembangan organ reproduksi anak
perempuan mulai lebih awal dibandingkan anak laki-laki. Awal dari masa puber
anak laki-laki lebih sukar dikenali, biasanya ditandai adanya percepatan
pertumbuhan kantung kemaluan (scrotum) dan
testis, serta mulai tumbuhnya rambut kelamin dan juga pelebaran pangkal
tenggorokan (larynx).
Awal puber anak perempuan ditandai
dengan terjadinya menstruasi pertama, and berdasarkan tanda-tanda seks
sekunder, seperti mulai berkembangnya buah dada, tubuhnya rambut kelamin dan
sebagainya.
Usia mulainya menstruasi (haid),
pertama pada anak perempuan berkisar antara 12 sampai 14 tahun. Variasi usia
menstruasi pertama dipengaruhi oleh berbagai macam situasi, seperti iklim, gizi
atau makanan, dan kebudayaan atau ras suatu bangsa. Di daerah khatulistiwa
cenderung lebih cepat terjadinya menstruasi pertama dibandingkan dengan daerah
utara atau selatan.
Kematangan seksual berdasarkan ras
antara anak laki-laki berkulit hitam dengan kulit putih hanya sedikit atau
hampir tidak terjadi perbedaan, tetapi pada anak perempuan ternyata terdapat
perbedaan. Anak perempuan Mexico mulai menstruasi pertama pada usia 12,5 tahun,
rata-rata anak Eropa 12,9 tahun, Jepang dan Negro 13,1 tahun dan China 13,9
tahun. Status gizi berpengaruh terhadap usia menstruasi pertama berhubungan
dengan kegemukan. Seorang anaj yang gemuk cenderung lebih cepat mengalami
menstruasi pertama dibandingkan anak-anak yang relative kurus. Gizi yang baik
dan kondisi lingkungan yang baik berpengaruh terhadap kecepatan perkembangan,
dan kecepatan kematangan akan lebih cepat diperoleh, sebaliknya kekurangan gizi
menurunkan tingkat perkembangan organisme.
Dalam perkembangan fisik yang
berhubungan dengan kematangan seksual mencapai puncaknya pada periode
adolesensi. Peningkatan yang pesat pada anak perempuan berakhir antara usia 11
sampai 13,5 tahun dengan pertambahan tinggi rata-rata 3,25 inchi (8,25 cm)
setiap tahun, sedangkan pada anak laki-laki antara usia 13 sampai 15,5 tahun
dengan pertambahan tinggi rata-rata 4 inchi (10,16 cm) setiap tahun.
Urutan pencapaian puncak pertumbuhan
untuk anak laki-laki dimulai dengan panjang tungkai, kemudian disusul dengan
pelebaran pinggul dan dada, dan akhirnya pelebaran pada pundak (bahu) yang
diikuti oleh memanjangnya togok dan penebalan pada dada. Pertumbuhan puncak
panjang tungkai dengan panjang togok kira-kira berselang 1 tahun.
Kematangan yang terlambat ditandai
oleh variasi urutan, lamanya dan intensitas peningkatan berbagai segmen tubuh
selama periode pertumbuhan. Seorang anak yang lambat matang mengalami
pertumbuhan tungkai lebih lama sehingga secara proporsional tungkai lebih
panjang daripada togok. Pada anak laki-laki yang cepat matang cenderung
mempunyai tungkai lebih panjang dan bahu lebih lebar dibandingkan dengan mereka
yang cepat matang.
Perbedaan bentuk tubuh antara anak
laki-laki dengan perempuan menjadi tampak jelas sesudah masa pubertas. Kedua
jenis kelamin memiliki ukuran skeletal yang berbeda. Anak laki-laki menjadi
seorang dewasa dengan tungkai yang lebih panjang demikian pula lengannya, dan
bahunya lebih lebar, sedangkan pada wanita dewasa akan Nampak lebih besar
pinggulnya.
2.2 Pertumbuhan
Jaringan Tubuh
Perubahan secara proporsional terjadi pada tulang otot dan jaringan lemak
pada masa adolesensi. Pertumbuhan tulang dan otot sejalan dengan peningkatan
tinggi dan berat badan. Sedangkan penurunan volume jaringan lemak lebih Nampak
pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Pertumbuhan tulang dan otot
sama, tetapi penurunan volume lemak tidak sama lamanya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Malina dan Johnston (1967) disimpulkan bahwa perbandingan otot dengan
tulang pada masa sebelum adolesensi untuk kedua jenis kelamin adalah sama,
yaitu 2,6:1. Perbandingan tersebut tetap sama sampai pubertas usia 15,5 tahun
untuk anak perempuan, sedangkan bagi anak laki-laki perkembangan otot meningkat
sedikit lebih besar menjadi 2,7:1.
Perbandingan antara otot dan lemak untuk
anak perempuan pada masa sebelum adolesensi agak tetap (konsisten) , yaitu
2,3:1, dan meningkat menjadi 2,4:1 pada masa sesudah adolesensi. Pada anak
laki-laki perbandingan antara otot dengan lemak tersebut sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan anak perempuan, yaitu 2,5:1 dalam masa sebelum adolesensi
dan pada usia 15,5 tahun menjadi 2,6:1. Hal ini menunjukkan terjadinya
penurunan lemak pada anak laki-laki.
Hasil penelitian juga ditujukan pada
perkembangan lengan atas yang menyimpulkan bahwa anak-anak yang memiliki
kematangan yang lebih cepat mempunyai lengan atas yang lebih besar/panjang
dengan sedikit otot dibandingkan dengan masa kematangan yang lambat. Hampir
pada semua tingkat usia, dari 6 sampai 16 tahun anak laki-laki mempunyai nilai
ukuran yang lebih besar untuk semua perkembangan, kecuali peningkatan lemak.
2.3 Perubahan
Fisiologis
Adolesensi ditandai oleh berbagai
macam perubahan-perubahan fisiologis yang berhubungan dengan masa pubertas dan
berpengaruh terhadap penampilan fisik pada kedua jenis kelamin. Salah satu
perubahan adalah denyut nadi basal yang selalu menurun secara berangsur-angsur
dan sama untuk kedua jenis kelamin sejak lahir. Penurunan denyut nadi tersebut
terus berlangsung sama antara kedua jenis kelamin, tetapi pada masa adolesensi
penurunan denyut nadi pada anak laki-laki berlangsung lebih cepat dibandingkan
dengan anak perempuan sesudah umur 12 tahun, dan sampai masa dewasa denyut nadi
waktu istirahat seorang wanita, 10 persen lebih besar dari seorang pria.
Sesuai dengan perubahan yang terjadi
pada denyut nadi, maka terjadi pula perubahan dalam temperature tubuh basal.
Pada orang yang sehat denyut nadi berhubungan erat dengan temperature tubuh.
Temperatur tubuh anak laki-laki 1.5°F lebih rendah
dibandingkan dengan anak perempuan. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa
temperature basal tubuh menurun terus sejak lahir dengan jumlah yang sama untuk
kedua jenis kelamin sampai umur 12 tahun, selanjutnya penurunan yang lebih
cepat terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.
Tekanan darah
sistolik naik secara ajeg sejak masa kanak-kanak, kemudian meningkat lebih cepat
selama masa adolesensi, dan terus meningkat sampai dewasa. Perubahan tersebut
untuk anak perempuan terjadi lebih awal, tetapi pada anak laki-laki
bertambahnya lebih besar. Perubahan tekanan darah distolik hanya kecil, dan
antara anak laki-laki dengan perempuan tidak terdapat perbedaan yang
meyakinkan.
Perbedaan tekanan
darah sistolik yang nyata antara anak laki-laki dengan perempuan, dengan ditandai
tingginya tekanan yang dimiliki oleh anak laki-laki, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh volume pemompaan jantung dan volume daerah yang lebih besar.
Volume darah yang besar pada anak laki-laki pada anak adolesensi ditandai
dengan bertambah besarnya sel darah merah. Peningkatan jumlah darah merah pada
anak laki-laki berarti meningkatnya pula hemoglobin atau darah yang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak perempuan.
Percepatan metabolisme
yang lebih besar pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan pada
semua tingkatan umur, banyak berhubungan dengan kebutuhan oksigen (O2)
yang relatif berhubungan dengan luasnya permukaan badan aknak laki-laki yang
cenderung ke arah tipe mesomorf. Jaringan otot membutuhkan oksigen lebih besar
dibandingkan dengan jaringan lemak, termasuk pula otot anak-anak.
Perbandingan antara
otot-otot besar anak laki-laki dengan perempuan pada otot betis yang sama
melalui pengukuran dengan sinar-X menunjukkan bahwa anak laki-laki memerlukan
konsumsi O2 lebih besar per-kilogram berat badan. Perbedaan tersebut
juga diikuti adanya perbedaan kekuatan antara anak laki-laki dengan perempuan
pada otot-otot besar yang sama.
2.4 Peningkatan Kekuatan
Perubahan-perubahan fisiologis dan
struktur pada pertumbuhan yang cepat di masa adolesensi ditunjukkan dengan
perbedaan peningkatan yang lebih besar antara kedua jenis kelamin dalam
pengembangan kekuatan. Hasil penelitian yang dilakukan di Universitas
California oleh Jones (1949) pada 90 orang anak untuk kedua jenis kelamin umur
11 sampai 17,5 tahun, menyatakan bahwa pengembangan kekuatan menggenggam (hand
grip), menarik dan mendorong dengan lengan antara laki-laki dengan perempuan
hamper tidak terjadi perbedaan sampai umur 13 tahun, selanjutnya anak laki-laki
bertambah kekuatannya lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan.
Perbandingan perubahan awal dari kekuatan menggenggam untuk anak laki-laki
hampir dua kali lipat dibanding anak perempuan, sedangkan kekuatan menarik dan
mendorong hamper empat kali lipat besarnya.
Penelitian sebelumnya juga
menyatakan bahwa kekuatan pada masa anak-anak mempunyai variasi perbedaan yang
sangat besar. Penurunan pengembangan kekuatan sesudah masa adolesensi Nampak
bahwa pada anak perempuan tidak dapat melampaui rata-rata pengembangan kekuatan
anak laki-laki, bahkan dapat digambarkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh anak
perempuan yang terkuat dapat disamakan dengan kekuatan anak laki-laki yang
paling lemah.
Kematangan menunjukkan adanya
hubungan dengan pengembangan kekuatan. Apabila kematangan diklasifikasikan,
seperti kematangan awal, rata-rata, dan terlambat sesuai dengan umur
menstruasi, maka kurve pertumbuhan kekuatan pada anak perempuan dalam
klasifikasi kematangan terlambat selalu ketinggalan di bawah rata-rata pada
seluruh umurnya. Sedangkan bagi mereka yang termasuk mempunyai kematangan awal
atau cepat matang, cenderung lebih cepat perkembangan kekuatannya antara umur
11 sampai 13 tahun, tetapi sesudah pertumbuhannya menjadi berkurang dan mereka
mencapai posisi terminal di bawah rata-rata kematangannya adalah pada usia
sesudah 13,5 tahun.
Perbedaan kurve pertumbuhan kekuatan
dalam klasifikasi kematangan awal (cepat), rata-rata dan lambat untuk anak
laki-laki berhubungan dengan umur (kematangan) skeletal. Pada anak laki-laki
yang cepat matang menunjukkan kurve pertumbuhan kekuatan yang tidak jauh dari
garis lurus (linear) dengan percepatan yang agak menurun pada umur antara 12
sampai 13,5 tahun, kemudian meningkat lagi dan akhirnya cenderung berhenti pada
pertumbuhan yang mendatar sesudah umur 16 atau 17 tahun. Sedangkan pada anak
laki-laki yang termasuk lambat matang menunjukkan adanya dua fase pertumbuhan,
yaitu suatu peningkatan yang lamban dalam setiap fungsi, kemudian diikuti suatu
percepatan pada akhir umur 14 tahun. Hal tersebut juga ditandai adanya hubungan
antara kekuatan dengan kematangan skeletal. Dalam pertumbuhan anak laki-laki
cepat matang, perkembangan kekuatannya selalu berada di atas rata-rata kelompok
sejak umur 13 sampai 16 tahun, sedangkan bagi merekan yang termasuk lambat matang
cenderung menurun di bawah norma pada umur tersebut.
Cepat matang biasanya berhubungan
dengan tipe mesomorp, sedangkan lambat matang dengan ektomorp. Dengan demikian
tidak mengherankan bila kekuatan terutama berhubungan dengan mesomorf dan
sedikit negatif dengan ektomorp. Untuk kekuatan bertahan, misalnya ketegangan
otot lengan untuk menggantung, anak laki-laki ektomorp lebih tahan dibandingkan
dengan mereka yang termasuk tipe mesomorf sejak umur 10 sampai 16 tahun.
Hubungan yang rendah terjadi antara
tinggi atau berat badan dengan kekuatan karena adanya faktor-faktor lain yang
mempengaruhi ukuran besarnya badan dalam menentukan kekuatan pada masa
adolesensi. Puncak perkembangan yang cepat dari kekuatan anak laki-laki terjadi
kira-kira 1,5 tahun sesudah puncak peningkatan tinggi badan, dan kira-kira satu
tahun sesudah puncak penambahan berat badan.
Hubungan yang erat dapat terjadi
antara kekuatan dengan keluarnya hormon pada anak laki-laki. Umumnya terjadi
periode kira-kira satu tahun antara pencapaian ukuran badan secara penuh dengan
pengembangan power otot secara penuh untuk anak laki-laki. Hal tersebut
berpengaruh terhadap timbulnya hormon, protein dan enzim pada elastisitas otot.
Dalam hal perkembangan power otot
yang berhubungan dengan pertumbuhan tubuh dapat dinyatakan bahwa power otot
dicapai secara penuh kira-kira satu tahun sesudah pencapaian pertumbuhan tubuh
sepenuhnya.
BAB III : KESIMPULAN
Adolesensi atau masa remaja merupakan masa transisi
antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hal ini biasanya dipandang dari
segi kematangan seksual dan cepatnya pertumbuhan. Adolesensi dimulai dengan
percepatan rata-rata pertumbuhan sebelum mencapai kematangan seksual, kemudian
timbul fase perlambatan, dan berhenti setelah tidak terjadi pertumbuhan lagi,
yaitu setelah mencapai masa dewasa.
Masa adolesensi terdiri dari
serangkaian kejadian-kejadian secara biologi yang kompleks, meliputi berbagai
perubahan, seperti percepatan pertumbuhan, perubahan proporsi bentuk tubuh,
perubahan dalam komposisi tubuh, kematangan ciri-ciri sex primer dan skunder,
perubahan memprakarsai dan mengkoordinasikan perubahan-perubahan tubuh, seksual
dan fisiologis.
Secara biologis dalam masa
adolesensi ini adalah perkembangan system reproduksi mencapai taraf kematangan.
Masa ini berlangsung antara umur 12 sampai 18 tahun atau ada ahli lain, seperti
Charles B. Corbin (1980) yang menyatakan bahwa masa adolesensi berkisar antara
9 atau 10 tahun sampai 21 atau 22 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto
dan Sudjarwo. 1991. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar