Jumat, 14 Maret 2014

PERKEMBANGAN GERAK ADOLESENSI

BAB I : PENDAHULUAN

Perubahan perilaku gerak sejak bayi lahir sampai usia dewasa merupakan kajian menarik untuk dipelajari. Pada modul lima ini merupakan kelanjutan dari pembahasan gerak yang dimulai sejak masa anak-anak sampai menjelang masa adolesensi. Perkembangan gerak merupakan proses pengembangan yang berkesinambungan dan berkaitan dengan perubahan perilaku gerak manusia. Perubahan perilaku gerak dan penampilan keterampilan seseorang berhubungan dengan bertambahnya umur mereka.

Dalam makalah ini akan dibahas perkembangan gerak adolesensi yang menyangkut pertumbuhan fisik anak adolesensi. Serangkaian perubahan yang tercepat terjadi pada masa adolesensi, baik yang berkaitan ukuran, proporsi bentuk tubuh, pertumbuhan jaringan dan sebagainya.

Secara rinci Anda diharapkan dapat menjelaskan masalah-masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik yang berhubungan dengan ukuran dan proporsi tubuh, jaringan tubuh, perubahan jaringan dan peningkatan kekuatan.


BAB II : PEMBAHASAN

2.1       Ukuran dan Proporsi Tubuh
            Ukuran badan untuk kedua jenis kelamin pada masa sebelum adolesensi adalah kecil, meskipun ada kecenderungan anak laki-laki sedikit lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan anak-anak perempuan. Sedangkan pada awal masa adolesensi anak-anak perempuan lebih tinggi dan lebih berat dari anak laki-laki sebagai awal dari kematangannya. Akan tetapi keadaan tersebut tidak terlalu lama setelah perubahan yang cepat terjadi pada anak laki-laki pada masa adolesensi. Akhirnya anak laki-laki mengejar dan mengungguli tinggi dan berat badan anak perempuan, demikian pula ukuran-ukuran yang lain, seperti togok, panjang tungkai, lebar pundak, lebar pinggul, ukuran lengan dan sebagainya mengikuti pertumbuhan tinggi dan berat badan yang berlangsung dengan cepat. Pada umumnya perbedaan antara kedua jenis kelamin sebelum adolesensi adalah kecil, tetapi pada tahun-tahun awal adolesensi akhirnya anak laki-laki melebihi ukuran-ukuran yang telah dicapai anak-anak perempuan.
            Perbedaan proporsi bentuk tubuh antara kedua jenis kelamin tidak begitu Nampak pada masa sebelum adolesensi. Pertumbuhan yang cepat pada masa adolesensi menimulkan terjadinya perbedaan-perbedaan morfologis antara anak laki-laki dan perempuan yang makin Nampak menjelang masa dewasa. Ciri-ciri yang menonjol adalah bertambah lebarnya pundak anak laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan pinggulnya, sebaliknya terjadi pada anak-anak perempuan yang mengalami pertumbuhan yang cepat pada pelebaran pinggulnya, dibandingkan dengan perkembangan pada bagian pinggang dan pundaknya.
            Pertumbuhan tungkai anak laki-laki dan perempuan pada masa sebelum adolesensi menunjukan proporsi yang sama antara anggota bagian bawah dan togok terhadap tinggi badan secara keseluruhan. Akan tetapi pada masa adolesensi sampai dewasa, anak perempuan menunjukan pertumbuhan yang tetap pada tungkai sehingga lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tungkai anak laki-laki yang mengalami pertumbuhan lebih cepat dan pertumbuhan relatif lebih panjang.
            Perbandingan proporsi bentuk tubuh berdasarkan somatotipe (somatotype) antara kedua jenis kelamin setelah masa adolesensi merupakan gambaran pengaruh perkembangan fisik yang cepat di masa adolesensi. Somatotipe atau tipe tubuh seseorang menurut Sheldon dibagi menjadi tiga tipe, yaitu mesomorf yang mempunyai karakteristik sebagai bentuk tubuh yang berotot (atletis), endomorp menunjukan bentuk tubuh yang gemuk atau berlemak, dan ektomorf merupakan kecendrungan bentuk tubuh yang kurus. Namun ada pula bentuk tubuh gabungan atau kombinasi dari ketiga tersebut.
            Anak laki-laki pada masa adolesensi mempunyai karakteristik pengembangan yang besar dalam komponen mesomorf, berkurang pada komponen endomorp, dan meningkat pada komponen eksomorf. Sedangkan anak perempuan pengembangan utamanya dalam endomorp, peningkatan dalam mesomorf hanya kecil, dan pengurangan dalam ektomorf.
            Pengembangan fisik pada masa adolesensi sampai masa menjelang dewasa seperti halnya pada masa anak-anak, anak-anak perempuan lebih mengarah pada endomorp bila dibandingkan dengan anak laki-laki yang lebih mengarah pada bentuk mesomorf.
            Perubahan fisik selama adolesensi menunjukan beberapa indikasi terhadap komposisi tubuh. Perubahan komposisi selama masa adolesensi terutama bervariasi pada sumbu kegemukan dan kekurusan. Anak laki-laki meningkat ke arah bentuk ramping dan berotot terutama pada anggota badan, sedangkan anak perempuan meningkat ke arah keduanya, ke arah bentuk ramping dan gemuk.
            Pola pertumbuhan menuju kerampingan tubuh secara keseluruhan searah dengan pola ke naik tinggi dan berat badan. Perubahan kegemukan badan biasanya merupakan faktor tak tetap, lebih bervariasi dan berubah-ubah bila dibandingkan dengan perampingan badan secara keseluruhan. Kegemukan badan secara menyeluruh umumnya meningkat selama masa anak-anak, kemudian malah menurun sesuai dengan peningkata umur anak sampai masa adolesensi, terutama bagi anak laki-laki.
            Perkembangan organ reproduksi anak perempuan mulai lebih awal dibandingkan anak laki-laki. Awal dari masa puber anak laki-laki lebih sukar dikenali, biasanya ditandai adanya percepatan pertumbuhan kantung kemaluan (scrotum) dan testis, serta mulai tumbuhnya rambut kelamin dan juga pelebaran pangkal tenggorokan (larynx).
            Awal puber anak perempuan ditandai dengan terjadinya menstruasi pertama, and berdasarkan tanda-tanda seks sekunder, seperti mulai berkembangnya buah dada, tubuhnya rambut kelamin dan sebagainya.
            Usia mulainya menstruasi (haid), pertama pada anak perempuan berkisar antara 12 sampai 14 tahun. Variasi usia menstruasi pertama dipengaruhi oleh berbagai macam situasi, seperti iklim, gizi atau makanan, dan kebudayaan atau ras suatu bangsa. Di daerah khatulistiwa cenderung lebih cepat terjadinya menstruasi pertama dibandingkan dengan daerah utara atau selatan.
            Kematangan seksual berdasarkan ras antara anak laki-laki berkulit hitam dengan kulit putih hanya sedikit atau hampir tidak terjadi perbedaan, tetapi pada anak perempuan ternyata terdapat perbedaan. Anak perempuan Mexico mulai menstruasi pertama pada usia 12,5 tahun, rata-rata anak Eropa 12,9 tahun, Jepang dan Negro 13,1 tahun dan China 13,9 tahun. Status gizi berpengaruh terhadap usia menstruasi pertama berhubungan dengan kegemukan. Seorang anaj yang gemuk cenderung lebih cepat mengalami menstruasi pertama dibandingkan anak-anak yang relative kurus. Gizi yang baik dan kondisi lingkungan yang baik berpengaruh terhadap kecepatan perkembangan, dan kecepatan kematangan akan lebih cepat diperoleh, sebaliknya kekurangan gizi menurunkan tingkat perkembangan organisme.
            Dalam perkembangan fisik yang berhubungan dengan kematangan seksual mencapai puncaknya pada periode adolesensi. Peningkatan yang pesat pada anak perempuan berakhir antara usia 11 sampai 13,5 tahun dengan pertambahan tinggi rata-rata 3,25 inchi (8,25 cm) setiap tahun, sedangkan pada anak laki-laki antara usia 13 sampai 15,5 tahun dengan pertambahan tinggi rata-rata 4 inchi (10,16 cm) setiap tahun.
            Urutan pencapaian puncak pertumbuhan untuk anak laki-laki dimulai dengan panjang tungkai, kemudian disusul dengan pelebaran pinggul dan dada, dan akhirnya pelebaran pada pundak (bahu) yang diikuti oleh memanjangnya togok dan penebalan pada dada. Pertumbuhan puncak panjang tungkai dengan panjang togok kira-kira berselang 1 tahun.
            Kematangan yang terlambat ditandai oleh variasi urutan, lamanya dan intensitas peningkatan berbagai segmen tubuh selama periode pertumbuhan. Seorang anak yang lambat matang mengalami pertumbuhan tungkai lebih lama sehingga secara proporsional tungkai lebih panjang daripada togok. Pada anak laki-laki yang cepat matang cenderung mempunyai tungkai lebih panjang dan bahu lebih lebar dibandingkan dengan mereka yang cepat matang.
            Perbedaan bentuk tubuh antara anak laki-laki dengan perempuan menjadi tampak jelas sesudah masa pubertas. Kedua jenis kelamin memiliki ukuran skeletal yang berbeda. Anak laki-laki menjadi seorang dewasa dengan tungkai yang lebih panjang demikian pula lengannya, dan bahunya lebih lebar, sedangkan pada wanita dewasa akan Nampak lebih besar pinggulnya.

2.2       Pertumbuhan Jaringan Tubuh
Perubahan secara proporsional terjadi pada tulang otot dan jaringan lemak pada masa adolesensi. Pertumbuhan tulang dan otot sejalan dengan peningkatan tinggi dan berat badan. Sedangkan penurunan volume jaringan lemak lebih Nampak pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Pertumbuhan tulang dan otot sama, tetapi penurunan volume lemak tidak sama lamanya.
            Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Malina dan Johnston (1967) disimpulkan bahwa perbandingan otot dengan tulang pada masa sebelum adolesensi untuk kedua jenis kelamin adalah sama, yaitu 2,6:1. Perbandingan tersebut tetap sama sampai pubertas usia 15,5 tahun untuk anak perempuan, sedangkan bagi anak laki-laki perkembangan otot meningkat sedikit lebih besar menjadi 2,7:1.
            Perbandingan antara otot dan lemak untuk anak perempuan pada masa sebelum adolesensi agak tetap (konsisten) , yaitu 2,3:1, dan meningkat menjadi 2,4:1 pada masa sesudah adolesensi. Pada anak laki-laki perbandingan antara otot dengan lemak tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan, yaitu 2,5:1 dalam masa sebelum adolesensi dan pada usia 15,5 tahun menjadi 2,6:1. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan lemak pada anak laki-laki.
            Hasil penelitian juga ditujukan pada perkembangan lengan atas yang menyimpulkan bahwa anak-anak yang memiliki kematangan yang lebih cepat mempunyai lengan atas yang lebih besar/panjang dengan sedikit otot dibandingkan dengan masa kematangan yang lambat. Hampir pada semua tingkat usia, dari 6 sampai 16 tahun anak laki-laki mempunyai nilai ukuran yang lebih besar untuk semua perkembangan, kecuali peningkatan lemak.

2.3       Perubahan Fisiologis
            Adolesensi ditandai oleh berbagai macam perubahan-perubahan fisiologis yang berhubungan dengan masa pubertas dan berpengaruh terhadap penampilan fisik pada kedua jenis kelamin. Salah satu perubahan adalah denyut nadi basal yang selalu menurun secara berangsur-angsur dan sama untuk kedua jenis kelamin sejak lahir. Penurunan denyut nadi tersebut terus berlangsung sama antara kedua jenis kelamin, tetapi pada masa adolesensi penurunan denyut nadi pada anak laki-laki berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan sesudah umur 12 tahun, dan sampai masa dewasa denyut nadi waktu istirahat seorang wanita, 10 persen lebih besar dari seorang pria.
            Sesuai dengan perubahan yang terjadi pada denyut nadi, maka terjadi pula perubahan dalam temperature tubuh basal. Pada orang yang sehat denyut nadi berhubungan erat dengan temperature tubuh. Temperatur tubuh anak laki-laki 1.5°F lebih rendah dibandingkan dengan anak perempuan. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa temperature basal tubuh menurun terus sejak lahir dengan jumlah yang sama untuk kedua jenis kelamin sampai umur 12 tahun, selanjutnya penurunan yang lebih cepat terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.
            Tekanan darah sistolik naik secara ajeg sejak masa kanak-kanak, kemudian meningkat lebih cepat selama masa adolesensi, dan terus meningkat sampai dewasa. Perubahan tersebut untuk anak perempuan terjadi lebih awal, tetapi pada anak laki-laki bertambahnya lebih besar. Perubahan tekanan darah distolik hanya kecil, dan antara anak laki-laki dengan perempuan tidak terdapat perbedaan yang meyakinkan.
            Perbedaan tekanan darah sistolik yang nyata antara anak laki-laki dengan perempuan, dengan ditandai tingginya tekanan yang dimiliki oleh anak laki-laki, hal ini kemungkinan disebabkan oleh volume pemompaan jantung dan volume daerah yang lebih besar. Volume darah yang besar pada anak laki-laki pada anak adolesensi ditandai dengan bertambah besarnya sel darah merah. Peningkatan jumlah darah merah pada anak laki-laki berarti meningkatnya pula hemoglobin atau darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan.
            Percepatan metabolisme yang lebih besar pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan pada semua tingkatan umur, banyak berhubungan dengan kebutuhan oksigen (O2) yang relatif berhubungan dengan luasnya permukaan badan aknak laki-laki yang cenderung ke arah tipe mesomorf. Jaringan otot membutuhkan oksigen lebih besar dibandingkan dengan jaringan lemak, termasuk pula otot anak-anak.
            Perbandingan antara otot-otot besar anak laki-laki dengan perempuan pada otot betis yang sama melalui pengukuran dengan sinar-X menunjukkan bahwa anak laki-laki memerlukan konsumsi O2 lebih besar per-kilogram berat badan. Perbedaan tersebut juga diikuti adanya perbedaan kekuatan antara anak laki-laki dengan perempuan pada otot-otot besar yang sama.




2.4       Peningkatan Kekuatan
            Perubahan-perubahan fisiologis dan struktur pada pertumbuhan yang cepat di masa adolesensi ditunjukkan dengan perbedaan peningkatan yang lebih besar antara kedua jenis kelamin dalam pengembangan kekuatan. Hasil penelitian yang dilakukan di Universitas California oleh Jones (1949) pada 90 orang anak untuk kedua jenis kelamin umur 11 sampai 17,5 tahun, menyatakan bahwa pengembangan kekuatan menggenggam (hand grip), menarik dan mendorong dengan lengan antara laki-laki dengan perempuan hamper tidak terjadi perbedaan sampai umur 13 tahun, selanjutnya anak laki-laki bertambah kekuatannya lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan. Perbandingan perubahan awal dari kekuatan menggenggam untuk anak laki-laki hampir dua kali lipat dibanding anak perempuan, sedangkan kekuatan menarik dan mendorong hamper empat kali lipat besarnya.
            Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa kekuatan pada masa anak-anak mempunyai variasi perbedaan yang sangat besar. Penurunan pengembangan kekuatan sesudah masa adolesensi Nampak bahwa pada anak perempuan tidak dapat melampaui rata-rata pengembangan kekuatan anak laki-laki, bahkan dapat digambarkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh anak perempuan yang terkuat dapat disamakan dengan kekuatan anak laki-laki yang paling lemah.
            Kematangan menunjukkan adanya hubungan dengan pengembangan kekuatan. Apabila kematangan diklasifikasikan, seperti kematangan awal, rata-rata, dan terlambat sesuai dengan umur menstruasi, maka kurve pertumbuhan kekuatan pada anak perempuan dalam klasifikasi kematangan terlambat selalu ketinggalan di bawah rata-rata pada seluruh umurnya. Sedangkan bagi mereka yang termasuk mempunyai kematangan awal atau cepat matang, cenderung lebih cepat perkembangan kekuatannya antara umur 11 sampai 13 tahun, tetapi sesudah pertumbuhannya menjadi berkurang dan mereka mencapai posisi terminal di bawah rata-rata kematangannya adalah pada usia sesudah 13,5 tahun.
            Perbedaan kurve pertumbuhan kekuatan dalam klasifikasi kematangan awal (cepat), rata-rata dan lambat untuk anak laki-laki berhubungan dengan umur (kematangan) skeletal. Pada anak laki-laki yang cepat matang menunjukkan kurve pertumbuhan kekuatan yang tidak jauh dari garis lurus (linear) dengan percepatan yang agak menurun pada umur antara 12 sampai 13,5 tahun, kemudian meningkat lagi dan akhirnya cenderung berhenti pada pertumbuhan yang mendatar sesudah umur 16 atau 17 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki yang termasuk lambat matang menunjukkan adanya dua fase pertumbuhan, yaitu suatu peningkatan yang lamban dalam setiap fungsi, kemudian diikuti suatu percepatan pada akhir umur 14 tahun. Hal tersebut juga ditandai adanya hubungan antara kekuatan dengan kematangan skeletal. Dalam pertumbuhan anak laki-laki cepat matang, perkembangan kekuatannya selalu berada di atas rata-rata kelompok sejak umur 13 sampai 16 tahun, sedangkan bagi merekan yang termasuk lambat matang cenderung menurun di bawah norma pada umur tersebut.
            Cepat matang biasanya berhubungan dengan tipe mesomorp, sedangkan lambat matang dengan ektomorp. Dengan demikian tidak mengherankan bila kekuatan terutama berhubungan dengan mesomorf dan sedikit negatif dengan ektomorp. Untuk kekuatan bertahan, misalnya ketegangan otot lengan untuk menggantung, anak laki-laki ektomorp lebih tahan dibandingkan dengan mereka yang termasuk tipe mesomorf sejak umur 10 sampai 16 tahun.
            Hubungan yang rendah terjadi antara tinggi atau berat badan dengan kekuatan karena adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi ukuran besarnya badan dalam menentukan kekuatan pada masa adolesensi. Puncak perkembangan yang cepat dari kekuatan anak laki-laki terjadi kira-kira 1,5 tahun sesudah puncak peningkatan tinggi badan, dan kira-kira satu tahun sesudah puncak penambahan berat badan.
            Hubungan yang erat dapat terjadi antara kekuatan dengan keluarnya hormon pada anak laki-laki. Umumnya terjadi periode kira-kira satu tahun antara pencapaian ukuran badan secara penuh dengan pengembangan power otot secara penuh untuk anak laki-laki. Hal tersebut berpengaruh terhadap timbulnya hormon, protein dan enzim pada elastisitas otot.
            Dalam hal perkembangan power otot yang berhubungan dengan pertumbuhan tubuh dapat dinyatakan bahwa power otot dicapai secara penuh kira-kira satu tahun sesudah pencapaian pertumbuhan tubuh sepenuhnya.



BAB III : KESIMPULAN

Adolesensi atau masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hal ini biasanya dipandang dari segi kematangan seksual dan cepatnya pertumbuhan. Adolesensi dimulai dengan percepatan rata-rata pertumbuhan sebelum mencapai kematangan seksual, kemudian timbul fase perlambatan, dan berhenti setelah tidak terjadi pertumbuhan lagi, yaitu setelah mencapai masa dewasa.
            Masa adolesensi terdiri dari serangkaian kejadian-kejadian secara biologi yang kompleks, meliputi berbagai perubahan, seperti percepatan pertumbuhan, perubahan proporsi bentuk tubuh, perubahan dalam komposisi tubuh, kematangan ciri-ciri sex primer dan skunder, perubahan memprakarsai dan mengkoordinasikan perubahan-perubahan tubuh, seksual dan fisiologis.
            Secara biologis dalam masa adolesensi ini adalah perkembangan system reproduksi mencapai taraf kematangan. Masa ini berlangsung antara umur 12 sampai 18 tahun atau ada ahli lain, seperti Charles B. Corbin (1980) yang menyatakan bahwa masa adolesensi berkisar antara 9 atau 10 tahun sampai 21 atau 22 tahun.



DAFTAR PUSTAKA


Sugiyanto dan Sudjarwo. 1991. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar